Kita
telah tahu bahwa di awal makan kita diperintahkan untuk membaca bismillah supaya setan tidak ikut makan bersama kita. Dari
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ
دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا
عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ، فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ:
أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ، وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ:
أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ
“Jika seseorang masuk rumahnya dan dia mengingat nama
Allah ketika masuk dan ketika makan, maka setan akan berteriak: ‘Tidak ada
tempat menginap bagi kalian dan tidak ada makan malam.’ Namun jika dia tidak
mengingat Allah ketika masuk maka setan mengatakan, ‘Kalian mendapatkan tempat
menginap’ dan jika dia tidak mengingat nama Allah ketika makan maka setan
mengundang temannya, ‘Kalian mendapat jatah menginap dan makan malam’.”
(HR. Muslim).
Namun bagaimana ketika ditengah kita makan kita baru ingat bahwa
sebelum makan tadi belum membaca bismillah? Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ
اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى
أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka
hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah
Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaahi
awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”.”
(HR. Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858. At Tirmidzi dan dishahihkan
al-Albani).
Dalam lafazh lain disebutkan,
إِذَا أَكَلَ أَحَدكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ
بِسْمِ اللَّه ، فَإِنْ نَسِيَ فِي أَوَّله فَلْيَقُلْ : بِسْمِ اللَّه فِي
أَوَّله وَآخِره
“Apabila salah seorang di antara
kalian makan, maka hendaknya ia ucapkan “Bismillah”. Jika ia lupa untuk
menyebutnya, hendaklah ia mengucapkan: Bismillaah
fii awwalihi wa aakhirihi (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”.
(HR. Tirmidzi no. 1858, Abu Daud no. 3767 dan Ibnu Majah no. 3264. Al Hafizh
Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih dan Syaikh Al Albani
menyatakan hadits ini shahih).
Semoga aktivitas makan kita bukan hanya mengisi perut, namun aktivitas tersebut moga semakin menguatkan kita dalam ibadah dan mendatangkan keberkahan karena mengikuti tuntunan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sumber
https://konsultasisyariah.com
0 komentar:
Posting Komentar