Krokodil Drugs
adalah salah satu jenis narkoba dengan efek yang sangat mengerikan. Narkoba jenis
ini akan mengubah pecandunya menjadi mayat hidup yang berjalan, mnyerupai
Zombie, hingga berakhir pada kematian. Narkoba jenis ini berasal dari Rusia,
dan saat ini sudah mulai masuk di Indonesia. "Narkoba jenis krokodil asal
Rusia ditemukan dan didapatkan di daerah wilayah Ibukota DKI Jakarta, kemudian
Jawa Barat," kata Khofifah Indar Parawansa, Menteri Sosial, Sabtu
(29/10/2016).
Rusia merupakan
Negara pengguna narkoba terbanyak di dunia. Namun pemerintah Rusia berhasil
menekan pertumbuhan dan peredaran narkoba. Dengan keberhasilan pemerintah Rusia
dalam menekan pertumbuhan dan peredaran narkoba, berakibat pada sulitnya untuk
mendapatkan Heroin. Kalaupun ada bisa dipastikan harganya sangat mahal. Dari sini
timbullah ide dari para pengguna dan pecandu narkoba untuk meracik narkoba
sendiri.
Krokodil drug
ini sendiri merupakan sebutan orang Rusia untuk Narkoba jenis desomorfin buatan
sendiri. Krokodil merupakan zat adiktif pengganti heroin yang sangat terkenal
di Rusia. Efeknya yang 8-10 kali lebih kuat dari morfin (zat sama yang
digunakan dalam heroin).
Krokodil
merupakan alternatif yang sangat murah untuk menggantikan harga heroin yang
mahal, karena obat ini hanya menghabiskan biaya 6 sampai 8 dolar (Rp
50ribu-70ribu) per injeksi, dibandingkan dengan biaya heroin sebesar 150 dolar
(Rp 1,3juta) sekali suntik.
Krokodil dibuat
dari campuran berbagai bahan seperti kodein, bensin, thinner, asam klorida, dan
fosfor merah. Adalah asam klorida yang menyebabkan kerusakan pada kulit. Salah
satu alasan orang membuatnya karena obat dapat dibuat di rumah, dengan biaya
yang murah tanpa memerlukan laboratorium mewah.
Krokodil adalah
narkoba yang terbuat dari campuran senyawa, yang digunakan dalam proses
pembuatan desomorphine. Narkoba itu tidak disaring, sering mengandung
konsentrasi tinggi yodium, yang dapat mengganggu sistem endokrin. Narkoba jenis
ini menyebabkan gangguan otot, fosfor, yang menyerang jaringan tulang, dan
admixtures berbahaya logam berat seperti seperti besi, seng, timah dan
antimony. Hasilnya, sistem saraf, ketidakseimbangan mineral, dan radang hati
dan ginjal terganggu.
Jika
Anda menyuntikan obat ini, kulit akan berubah menjadi kehijauan dan bersisik
seperti buaya. Ini terjadi karena pecahnya pembuluh darah dan kematian jaringan
di sekitarnya. Jika sudah begitu, cara satu-satunya untuk mengatasi ini adalah
amputasi. Jika pecandu narkoba ini sudah sangat kecanduan, maka daging beserta
kulit pengguna akan jatuh seperti meleleh dari tubuh. Tak hanya itu, narkoba
ini juga menyebabkan pneumonia, keracunan darah, kerusakan arteri bahkan
meningitis.
#JauhiNarkobaSekarangJuga
#JauhiNarkobaSekarangJuga
#LindungiGenerasiMudaDariBahayaNarkoba
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar