Teringat masa
kecil saya ketika teknologi belum secanggih saat ini, TV masih hitam putih,
telepon hanya dimiliki orang kaya saja. Pada pada masa-masa itu banyak sekali
permainan tradisional yang biasa dimainkan oleh anak-anak. Petak umpet,
congklak, patok lele, lompat tali, dsb. Dengan permainan tersebut
anak-anak bisa bersosialisasi, bermain dan tertawa bersama rekan-rekan
seusianya.
Ngomong-ngomong
masalah permainan tradisional, berikut beberapa permainan tradisional yang
pernah popular di masa kecil penulis:
1.
Congklak / Dakon
Congklak
atau Dakon adalah permainan sederhana yang mengasah daya
nalar anak. Uniknya game ini melatih jiwa dagang anak, dan ketajaman berpikir
buat ngambil keuntungan. Pada umumnya papan Dakon terbuat dari kayu atau plastik
dan sejenis cangkang kerang yang digunakan sebagai biji Dakon dan jika tidak
ada, kadangkala juga digunakan biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.
Permainan
Dakon atau dakon ini menggunakan papan permainan yang memiliki 14 lubang dan 2
lubang besar yang berada di ujung kiri dan kanan. Setiap 7 lobang kecil di sisi
pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.
Permainan ini hanya bisa dimainkan oleh 2 orang.
Cara
bermai Dakon awalnya setiap lubang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Salah
seorang yang memulai (biasanya melakukan suite untuk menentukan siapa yang
lebih dulu) dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke
tiap-tiap lubang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lubang
kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan
melanjutkan mengisi, bila habis di lubang besar miliknya maka ia mendapatkan
kesempatan khusus dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila ternyata habis
di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi
yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lubang kosong di sisi lawan maka ia
berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.
Permainan
dianggap selesai apabila salah satu pemain sudah tidak ada biji lagi yang dapat
diambil (seluruh biji ada di lobang besar disisi kanan dan kiri pemain).
Pemenang ditentukan dengan yang mendapatkan biji terbanyak.
2.
Patok Lele
Permainan patok lele adalah salah satu
permainan yang cukup populer hingga tahun 90-an. Permainan ini biasanya
dimainkan oleh anak laki-laki diwaktu senggang sore hari. Permainan ini
membutuhkan konsentrasi dan kekuatan fisik, terutama tangan, memerlukan latihan
yang cukup lama agar bisa dikuasai dengan baik.
Cara bermainya adalah dengan menggunakan 2
buah kayu yg satu berukuran panjang dan yang satunya kecil. Tongkat kayu uang
panjang di gunakan untuk alat pemukul dan satunya sebagai alat yg untuk di
pukul. Untuk memainkanya tanah di lobangi berbentuk silinder kemudian tongkat
kecil di taruh di tengah – tengah dan tongkat yang panjang untuk mencungkit
kayu tersebut agar terlempar jauh. Ketika di cungkit pihak yang menjaga mencoba
untuk menangkap kayu kecil tersebut. Dan apabila yang menjaga tidak berhasil
menangkap kayu kecil tersebut, terdapat kesempatan ke dua yaitu melemparkan
kayu tersebut dari posisi berhentinya kayu kecil yang terlempar tersebut agar
mengenai kayu besar yang di taruh di atas lobang. Jika tidak berhasil mengenai
kayu besar, maka si pencukit tersebut mendapatkan point
3.
Lompat Tali
Untuk
bermain permainan ini dibutuhkan minimal 4 anak. Pertama harus ada dua pemain
yang jaga. Dan yang jaga ini yang memegang karet di kedua belah sisi yang
saling berhadapan. Pemain yang tidak jaga harus melompati karet tersebut.
Biasanya untuk menentukan siapa yang jaga dilakukan hompimpa. Kemudian
permainan dimulai dari lompat yang karetnya diletakan setinggi lutut. Pada bagian
ini pemain tidak boleh menyentuh karetnya, kalau menyentuh maka dia harus jaga.
Lalu
setelah itu karet ditaruh sepinggang, kemudian sedagu, sekuping, sekepala,
sejengkal tangan yang ditaruh di atas kepala dan terakhir tangan di angkat ke
atas atau biasa disebut merdeka. Khusus untuk yang merdeka dilakukan lompatan
sampai tiga kali, karena lompatan harus tinggi. Hal ini juga berlaku untuk
diatas kepala dan sejengkal di atas kepala.
Nah
kalau pemain mampu melewati semuanya itu maka yang terakhir karet diletakkan
sepinggang pemain yang jaga. Kemudian pemain yang melompatinya harus melompati
bolak balik karetnya, tampa henti, sampai sepuluh kali. Baru pemain tersebut
dinyatakan pemenang dan permainan kembali dari awal lagi.
Permainan
ini dapat membuat kita tinggi loh, kalau misalkan sering dilakukan. Kan
permainannya mesti melompati karet. Selain itu juga bisa dibuat olahraga juga
sih, soalnya mesti melompat terus menerus hingga sampai merdeka.
4.
Kelereng
Dulu permainan
kelereng / gundu ini sangat popular di kalangan anak-anak. Permainan kelereng
ini biasa dimainkan oleh anak lelaki. Permainan kelereng ini biasa dimainkan
oleh 2 anak atau lebih. Ada banyak jenis permainan kelereng ini. Salah satunya
permainan kelereng segitiga. Cara bermainnya pertama-tama kita buat gambar
segitiga di tanah, kemudian setiap pemain meletakkan kelereng di dalam segitiga
tersebut. Jumlah kelereng yang diletakkan di segitiga tersebut harus sama untuk
masing-masing pemain. Pada masing-masing sudut segitiga diberikan 1 kelereng,
sisanya dikumpulkan di tengah segitiga tersebut. Masing-masing pemain memiliki
1 kelereng yang berfungsi sebagai penyerang (gaco). Kelereng penyerang masing-masing
pemain dikocok pada jarak tertentu dari segitiga. Kelereng penyerang dengan
posisi terjauh dari segitiga mendapatkan giliran pertama dan diikuti posisi
terjauh berikutnya hingga terakhir adalah yang berada pada posisi terdekat dari
segitiga. Pada awal permainan semua pemain harus membidik kelereng yang ada di
dalam segitiga atau yang ada pada masing-masing sudut segitiga, hingga semua
pemain melakukan bidikan pertama. Jika pada bidikan pertama semua pemain belum
berhasil mengenai kelereng di dalam segitiga hingga keluar segitiga, maka
bidikan selanjutnya masih wajib untuk membidik kelereng yang ada di segitiga
hingga salah satu pemain berhasil membidik kelereng di dalam segitiga sampai
keluar segitiga. Selanjutnya pemain boleh membidik kelereng penyerang
masing-masing lawannya. Kelereng penyerang yang terkena bidikan berarti pemain
tersebut dinyatakan kalah. Begitupun kelereng penyerang yang berhenti di dalam
segitiga juga dinyatakan kalah. Permainan berakhir hingga menyisakan 1
pemenang.
Sebenarnya masih
banyak cara permainan kelereng yang biasa dimainkan anak-anak. Cara bermain
kelereng di masing-masing daerah juga mungkin ada perbedaan. Yang pasti
permainan ini begitu menyenangkan bagi anak-anak.
5.
Petak Umpet
Permainan
tradisional ini bisa dimainkan banyak anak. Dalam bermain, diperlukan kecekatan
adu lari dan taktik pemain untuk bersembunyi, agar tidak dapat diketemukan oleh
pemain yang bertugas untuk menemukannya, biasanya disebut sebagai benteng.
Satu orang
pemain yang kalah akan menutup matanya pada salah satu tempat yang dianggap sebagai
benteng, sementara yang lain mencari tempat untuk bersembunyi. Setelah
menghitung sampai jumlah tertentu, maka mulailah pemain yang menutup mata
tersebut mencari tiap orang yang bersembunyi.
Bila telah
menemukan orang yang bersembunyi, pencari ini harus cepat-cepat berlari ke
benteng sambil menyebut nama orang yang ketahuan persembunyiannya. Begitu juga
dengan anak yang ketahuan, karena bila berhasil lebih dulu menyentuh benteng,
maka pada tahap selanjutnya dia tidak akan jaga. Anak lain yang bersembunyi
dapat pula menyentuh benteng agar tidak jaga pada tahap selanjutnya, asalkan
tidak ketahuan dengan pencari.
Setelah semua
telah ketahuan persembunyiannya, maka pencari akan menutup matanya kembali pada
benteng dan anak-anak lain membentuk barisan di belakangnya. Pencari akan
menyebut salah satu nomor. Anak yang ada di urutan nomor yang disebut akan
menjadi pihak yang kalah bila tadi dia tidak berhasil lebih dulu mencapai
benteng. Sedangkan bila anak pada urutan yang disebut ternyata adalah anak yang
berhasil mencapai benteng lebih dulu pada saat ketahuan tempat
persembunyiannya, maka si pencari tetap dalam posisi kalah dan permainan
dilanjutkan.
6.
Bentengan
"Benteng / Bentengan" adalah permainan
berkelompok yang membutuhkan ketangkasan, kecepatan berlari dan strategi yang
handal. Permainan ini merupakan salah satu permainan tradisional yang sangat
baik digunakan untuk berolahraga. Hal ini disebabkan setiap pemain harus
berlari untuk menjaga benteng dan menangkap lawan. Tujuan utama dari permainan
benteng ini adalah menyerang dan mengambil alih 'benteng' lawan
Cara bermain Benteng :
Permainan
ini dimulai dengan dua kelompok yang masing - masing terdiri dari 4
sampai dengan 8 orang. Selanjutnya masing - masing kelompok memilih tiang atau
pilar sebagai 'benteng'. Disekitar benteng tersebut terdapat area aman untuk
kelompok yang memiliki tiang atau pilar tersebut. Bila di area aman, mereka
tidak perlu takut terkena lawan. Para anggota kelompok akan berusaha menyentuh
lawan dan membuatnya 'tertawan'. Pemain harus sering kembali dan menyentuh
bentengnya karena 'penawan' dan yang 'tertawan' ditentukan dari waktu terakhir
menyentuh 'benteng'. Orang yang paling dekat waktunyamenyentuh benteng berhak
menjadi 'penawan'. Mereka bisa mengejar dan menyentuh anggota lawan untuk
menjadikan tawanan. Pemenangnya adalah kelompok yang dapat menyentuh tiang atau
pilar lawan dan meneriakan kata 'benteng'.
0 komentar:
Posting Komentar