Shalat
berjamaah merupakan syi'ar Islam yang sangat agung, menyerupai shafnya malaikat
ketika mereka beribadah, dan ibarat pasukan dalam suatu peperangan, ia
merupakan sebab terjalinnya saling mencintai sesama muslim, saling mengenal,
saling mengasihi, saling menyayangi, menampakkan kekuatan, dan kesatuan.
Allah
menysyari'atkan bagi umat Islam berkumpul pada waktu-waktu tertentu, di
antaranya ada yang setiap satu hari satu malam seperti shalat lima waktu, ada
yang satu kali dalam seminggu, seperti shalat Jum'at, ada yang satu tahun dua
kali seperti dua hari raya, dan ada yang satu kali dalam setahun bagi umat
islam keseluruhan seperti wukuf di arafah, ada pula yang dilakukan pada kondisi
tertentu seperti shalat istisqa' dan shalat kusuf.
Sholat berjama’ah
di Masjid memiliki beberapa keutamaan dibandingkan dengan sholat sendirian di
rumah atau di pasar. Berikut keutamaan sholat berjama’ah di Masjid:
1. Sholat berjama’ah di Masjid lebih utama 25
derajat (pada riwayat lainnya disebutkan lebih utama 27 derajat) daripada
sholat sendirian di pasar atau di rumahnya.
2. Jika seseorang telah menyempurnakan wudhunya
kemudian pergi ke Masjid dengan tujuan untuk sholat berjama’ah, maka tiap kali
ia melangkahkan kakinya akan dinaikkan derajatnya dan diampuni dosanya, sampai
ia masuk Masjid.
3. Ketika ia masuk masjid selama menunggu sholat
maka mengalirlah pahala kepadanya sebagaimana pahala orang yang sedang sholat.
4. Selama ia masih berada di tempat sholatnya dan
tidak berhadas, malaikat senantiasa mendoakannya “Ya Allah, kasihanilah dia, ampunilah
dosa-dosanya, terimalah taubatnya”.
Keutamaan tersebut telah
diriwayatkan dalam hadits berikut:
“Shalat seseorang dengan
berjama’ah lebih banyak pahalanya daripada shalat sendirian di pasar atau di
rumahnya, yaitu selisih 20 sekian derajat. Sebab, seseorang yang telah
menyempurnakan wudhunya kemudian pergi ke masjid dengan tujuan untuk shalat,
tiap ia melangkah satu langkah maka diangkatkan baginya satu derajat dan
dihapuskan satu dosanya, sampai ia masuk masjid. Apabila ia berada dalam
masjid, ia dianggap mengerjakan shalat selama ia menunggu hingga shalat
dilaksanakan. Para malaikat lalu mendo’akan orang yang senantiasa di tempat ia
shalat, “Ya Allah, kasihanilah dia, ampunilah dosa-dosanya, terimalah taubatnya.”
Hal itu selama ia tidak berbuat kejelekan dan tidak berhadats.” (HR. Bukhari
no. 477 dan Muslim no. 649).
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar